Jataka 360
Tampilan relief Jataka dalam 360
%
Tampilan 360 Relief Jataka
Panil 1-3 relief jataka
Panil 1-3 relief jataka
Lorong 1_002
Ke Lorong 1_003 test
Lorong 1_003
Ke Lorong 1_004

2. Sebaliknya, pada waktu Sang Raja berkeliling di Pancala bagian selatan, dimana-mana beliau melihat kesengsaraan
Lorong 1_004
Ke Lorong 1_005

3. Keadaan makmur Pancala Utara disebabkan pengaruh seekor Ular Naga, bernama Yannucritaha yang hidup di kolam Raja Pancala Selatan
Lorong 1_005
Ke Lorong 1_007

4. Halaka mendapat penghormatan dari orang tua ular naga, dan memperoleh hadiah berupa “Lasso”.

5. Halaka berguru pada seorang pertapa tua, kebetulan para bidadari sedang mandi di kolam besar. Halaka mengintip diantara pepohonan milik salah seorang bidadari cantik, yakni Manohara, kemudian melemparkan Lasso ajaibnya dan dapat menangkap Manohara
Lorong 1_007
Ke Lorong 1_009

6. Halaka mempersembahkan bidadari Manohara kepada pangeran Sudhana, Putera Mahkota Pancala Utara, yang kemudian dikawini oleh beliau.

7. Ayah Pangeran Sudhana, mendapat pengaduan dari para penasihat Raja, jika puteranya mengawini bidadari Manohara. Pangeran akan melalaikan kewajibannya jika kelak akan menggantikan ayahnya sebagai Raja, dan Raja menugaskan puteranya memadamkan perampokan
Lorong 1_009
Ke Lorong 1_010

8. Sebelum Sudhana berangkat, ia menitipkan istrinya kepada ibunya
Lorong 1_010
Ke Lorong 1_011

9. Pada waktu mengadakan peperangan, ia mendapatkan bantuan dari segerombolan orang-orang liar dan kejam
Lorong 1_011
Ke Lorong 1_012

10. Sementara itu, Sang Raja bermimpi jelek dan untuk menjaga kelestarian Kerajaan Pancala Utara, para penasehat memberikan saran kepada Raja, agar Manohara dijadikan korban
Lorong 1_012
Ke Lorong 1_013
Lorong 1_013
Ke Lorong 1_014

11. Karena jiwa Manohara terancam, Manohara dapat lolos dan terbang dengan pertolongan ibu mertuanya

12. Tidak lama Sudhana kembali dan menang perang, dengan membawa harta benda para pemberontak, diserahkan kepada Raja
Lorong 1_014
Ke Lorong 1_015

13. Kemudian, Sudhana ingin bertemu dengan Manohara, tetapi Manohara sudah tidak ada. Ibunya melaporkan sebab Manohara melarikan diri
Lorong 1_015
Ke Lorong 1_016

14. Sementara itu, Manohara sudah kembali pada ayahnya di kota Druma, dimana ia menceritakan pengalamannya kepada sang ayah
Lorong 1_016
Ke Lorong 1_017

15. Sudhana datang kepada seorang pertapa, ternyata Manohara telah meninggalkan pesan kepada pertapa itu dengan menyerahkan cincinnya, dan jalan menuju kerajaan ayahnya
Lorong 1_017
Ke Lorong 1_019

16. Setelah Sudhana berada di kota Druma, ia berlindung di semak-semak, melihat para dayang mengambil air di kolam dengan kleting (bahasa Jawa) untuk mandi Manohara. Sementara itu ia melemparkan cincin Manohara ke dalam salah satu kleting dayang tersebut.
Lorong 1_019
Ke Lorong 1_020

17. Dengan demikian, Manohara tahu, bahwa Sudhana sudah ada di dekatnya, akan tetapi Druma baru akan mengakui Sudhana sebagai putera menantunya, jika ia menang dalam sayembara panahan
Lorong 1_020
Ke Lorong 1_021

18.Dan kemudian dapat mengenal Manohara, diantara bidadari yang rupanya sama dengan Manohara
Lorong 1_021
Ke Lorong 1_022

19. Kedua mempelai menikmati musik dan tari-tarian

20. Kemudian kedua mempelai kembali ke Pancala, dimana Sudhana dan Manohara membagikan hadiah-hadiah kepada fakir miskin
Lorong 1_022
Ke Lorong 1_023

21. Sejarah Mandhatar (Mandhatar Awadana)
Lorong 1_023
Ke Lorong 1_024

22. Rangkaian cerita belum diketahui
Lorong 1_024
Ke Lorong 1_026

23. Rangkaian cerita belum diketahui

24. Rangkaian cerita belum diketahui
Lorong 1_026
Ke Lorong 1_027

25. Rangkaian cerita belum diketahui
Lorong 1_027
Ke Lorong 1_029

26.Rangkaian cerita belum diketahui

27.Rangkaian cerita belum diketahui
Lorong 1_028
Ke Lorong 1_029
Lorong 1_029
Ke Lorong 1_031

28.Rangkaian cerita belum diketahui
Lorong 1_030
Ke Lorong 1_032

29.Rangkaian cerita belum diketahui

30.Rangkaian cerita belum diketahui
Lorong 1_032
Ke Lorong 1_033

31. Raja Uposadha membagi-bagikan sedekah kepada kaum fakir miskin dan yang membutuhkan, dengan harapan dapat memperoleh seorang putera. Pada suatu hari, Sang Raja mengadakan perjalanan untuk mengunjungi sebuah tempat pertapaan
Lorong 1_033
Ke Lorong 1_034

32. Raja Uposadha membagi-bagikan sedekah kepada kaum fakir miskin dan yang membutuhkan, dengan harapan dapat memperoleh seorang putera. Pada suatu hari, Sang Raja mengadakan perjalanan untuk mengunjungi sebuah tempat pertapaan.

33. Raja Uposadha membagi-bagikan sedekah kepada kaum fakir miskin dan yang membutuhkan, dengan harapan dapat memperoleh seorang putera. Pada suatu hari, Sang Raja mengadakan perjalanan untuk mengunjungi sebuah tempat pertapaan
Lorong 1_034
Ke Lorong 1_035
Lorong 1_035
Ke Lorong 1_036

34. Secara tidak sengaja beliau meminum air suci yang mendatangkan kehamilan

35.Tidak lama kemudian menyimpang dari kodrat, Raja Uposadha mengandung dan melahirkan seorang putera bernama Mandhatar
Lorong 1_036
Ke Lorong 1_037

36. Para Brahmana meramalkan bahwa nasib Mandhatar dikemudian hari akan menjadi orang besar dan merpengaruh
Lorong 1_037
Ke Lorong 1_038

37. Oleh Raja, para Brahmana diberi hadiah-hadiah
Lorong 1_038
Ke Lorong 1_039

38. Setelah kunjungan Raja para dewa Cakra
Lorong 1_039
Ke Lorong 1_040

39. Mandhatar dinobatkan sebagai Raja
Lorong 1_040
Ke Lorong 1_041

40. Para pertapa di sekitarnya marah sekali terhadap burung-burung Bangau yang membuat gaduh, dan semua sayap burung-burung Bangau tersebut dibuat lumpuh semuanya. Kemudian Raja Mandhatar minta supaya burung-burung Bangau tersebut terbang pergi dari tempatnya
Lorong 1_041
Ke Lorong 1_042

41. Mandhatar yang sakti da[at mendatangkan hujan pangan, seperti padi.

42. Setelah itu, Mandhatar mampu mendatangkan hujan pakaian
Lorong 1_042
Ke Lorong 1_044

43. Dan akhirnya beliau mendatangkan emas di halaman istana
Lorong 1_044
Ke Lorong 1_045

44. Mandhatar berangkat dengan bala tentaranya untuk menaklukkan negara tetangganya dan selalu berhasil

45. Orang Mandhatar supaya memberi tahu kepada negara-negaramana yang belum ditaklukkan
Lorong 1_045
Ke Lorong 1_046
Lorong 1_046
Ke Lorong 1_047

46. Akhirnya, setelah semua takluk kepada Mandhatar, Raja merasa seolah-olah kedudukannya sama dengan Dewa Cakra, dimana separuh Singgasana Mandhatar diserahkan kepada Dewa Cakra
Lorong 1_047
Ke Lorong 1_048

47. Pada waktu peperangan terjadi antara Dewa dengan Jin, dimenangkan oleh Dewa-dewa dengan dibantu sekutu-sekutunya dari dunia
Lorong 1_048
Ke Lorong 1_049

48. Ketika ditanya siapa yang sebenarnya menang perang, Raja Mandhatar menjawab bahwa ia sendiri yang memenangkan perang, lalu membual
Lorong 1_049
Ke Lorong 1_050

49.Hendak menurunkan Dewa Cakra dari singgasana, kemudian Cakra meninggalkan Mandhatar

50. Stupa untuk Raja Mandhatar
Lorong 1_050
Ke Lorong 1_051
Lorong 1_051
Ke Lorong 1_053

51. Rangkaian cerita belum diketahui
Lorong 1_052
Ke Lorong 1_054

52. Rangkaian cerita belum diketahui

53. Rangkaian cerita belum diketahui
Lorong 1_054
Ke Lorong 1_055

54. Rangkaian cerita belum diketahui

55. Rangkaian cerita belum diketahui
Lorong 1_055
Ke Lorong 1_057

56. Burung Gagak sedang mengejar Burung Gereja yang hendak dimangsa, kemudian Burung Gereja hinggap diperaduan Singgasana Raja Cibi untuk minta Pengadilan. Raja Cibi memerintahkan kepada Burung Gagak supaya pergi, tetapi ia tidak mau pergi sebelum mendapatkan mangsanya tersebut. Sebagai gantinya, Burung Gagak meminta segumpal daging yang beratnya sama dengan berat Burung Gereja tersebut. Kemudian Raja Cibi memotong sebagian dari daging lengannya bagian atas. Setelah daging dan Burung Gereja beratnya seimbang, barulah Burung Gagak puas, lalu pergi dengan membawa daging Raja Cibi

57. Atas pengorbanan Raja Cibi terhadap makhluk yang tidak berdosa tersebut, Raja Cibi mendapat penghormatan dari Dewa-dewa (Jiwam Jayatum), lalu memperoleh dagingnya kembali
Lorong 1_057
Ke Lorong 1_058

58. Seorang raja yang bijaksana ingin mendengarkan pelajaran Budha dipermaklumkan
Lorong 1_058
Ke Lorong 1_059

59. Raja Dewa Cakra yang menyamarkan diri sebagai Yaksa (orang liar pemakan daging manusia) menyanggupi/memenuhi permintaan Sang Raja itu, dengan janji setelah Sang Raja mendengarkan pelajaran Budha diumumkan, Sang Raja sanggup menceburkan diri ke dalam unggun api

60. Sang Raja sanggup menepati janjinya, tetapi ketika Sang Raja akan melompat ke dalam unggun api, mendadak apinya hilang dan Raja Dewa Cakra berubah bentuk yang sebenarnya, lalu menghormat Sang Raja atas ketetapan imannya
Lorong 1_059
Ke Lorong 1_062

61. Rangkaian cerita belum diketahui
Lorong 1_062
Ke Lorong 1_063

62. Rangkaian cerita belum diketahui

63. Rangkaian cerita belum diketahui
Lorong 1_063
Ke Lorong 1_064

64. Raja Rudravana dari Kerajaan Roruka minta keterangan kepada para pedagang yang datang dari Kerajaan Rajagraha, tentang Raja Bimbisara yang berkuasa di Raja-Graha (kerajaan tersebut

65. Para pedagang mempersembahkan sepucuk surat dari Raja Bimbisara kepada Raja Rudrayana
Lorong 1_064
Ke Lorong 1_065

66. Para pedagang sebagai utusan pulang kembali dengan membawa makanan yang lezat dan nikmat
Lorong 1_065
Ke Lorong 1_066

67. Bimbisara sendiri mendapatkan hadiah berupa peti kecil berisi batu-batu permata
Lorong 1_066
Ke Lorong 1_067

68. Dan mengirimkan kembali sebuah peti berisi bahan yang mahal harganya
Lorong 1_067
Ke Lorong 1_068

69. Sebagai balas budi Rudrayana menghadiahkan Harnas (pakaian dari baja) kepada Bimbisara
Lorong 1_068
Ke Lorong 1_069

70. Sebaliknya, Bimbisara manghadiahkan satu gulung gambar potret Sang Budha
Lorong 1_069
Ke Lorong 1_070

71. Rudrayana mohon keterangan tentang sifat-sifat Sang Budha

72. Bhiku Mahakatyayana memberikan pelajaran tentang Budha Mahayana pada Rudrayana
Lorong 1_070
Ke Lorong 1_071

72. Bhiku Mahakatyayana memberikan pelajaran tentang Budha Mahayana pada Rudrayana
Lorong 1_071
Ke Lorong 1_073

73. Seorang Bhikuni Gaila mengajar Sang Puteri Candraprabha (istri Rudrayana)

74. Dekat sebelum meninggal, Sang Raja Putra Candraprabha minta supaya ditahbiskan menjadi Bhikuni
Lorong 1_073
Ke Lorong 1_074
Lorong 1_074
Ke Lorong 1_075

76. Rudrayana memberitahukan kepada puteranya Chikandin bahwa beliau akan turun tahta dan akan menjadi Bhiku, dan selanjutnya akan menyerahkan tahta kepada puteranya Chikandin
Lorong 1_075
Ke Lorong 1_076

77. Rudrayana sebagai Bhiku mengembalikan hadiah yang diberikan oleh Raja Bimbisara
Lorong 1_076
Ke Lorong 1_077

78. Waktu mendengar bahwa puteranya memerintah negaranya tidak baik, Rudrayana ingin mencampuri pemerintahan Chikandin. dan tindakan ayahnya ini tidak menyenangkan hati puteranya, lalu merencanakan untuk membunuh ayahnya sendiri. Sementara itu, Chikandin memerintahkan mengubur hidup-hidup Bhiku Mahakatyayana, guru dari Rudrayana
Lorong 1_077
Ke Lorong 1_079

79. Chikandin mendengar bahwa pemerintahannya telah dilaksanakan, lalu merasa menyesal sekali atas terbunuhnya Rudrayana, kemudian minta maaf kepada ibunya, Candraprabha. Ibunya mengelabuhi putranya, bahwa yang terbunuh itu bujan ayahnya, tetapi orang lain

80. Semua nasehat yang baik dari ibunya tidak berguna, karena Chikandin dikelilingi oleh beberapa menteri yang jahat hatinya. Oleh menteri-menteri itu diperlihatkan kepada Chikandin dua ekor kucing yang keluar dari Stupa, yang dikatakan penjelmaan dari Bhiku Rudrayana dan Bhiku Mahakatyayana
Lorong 1_079
Ke Lorong 1_080

81. Ternyata waktu Bhiku Mahakatyayana dikubur hidup-hidup, beliau tidak meninggal, lalu kelua dari liang kuburnya dan mengumumkan kepada kedua orang menteri yang luhur budinya, yaitu Hiru dan Bhiruka bahwa tidak lama lagi kerajaan Roruka akan tenggelam oleh hujan pasir dan batu kerikil
Lorong 1_080
Ke Lorong 1_081

82. Sebelum hujan pasir dan batu kerikil tiba, terlebih dahulu hujan batu-batu permata kecil-kecil, kemudian kedua menteri Hiru dan Bhiruka memasukkan barang-barang yan gbernilai tersebut ke dalam kantung, kemudian meletakkannya ke dalam perahu lalu pergi
Lorong 1_081
Ke Lorong 1_083

83. Sebelum hujan pasir tiba, untuk menutup kota Roruka, Bhiku Mahakatyayana meninggalkan Roruka dengan pengawal, sedangkan walikota puteri Kota Khara tetap tinggal di tempat. Kemudian di Khara didirikan sebuah Stupa diatas mangkok Bhiku
Lorong 1_082
Ke Lorong 1_083

84. Di Kota Lambaka, Bhiku Mahakatyayana serta para pengawal mendapat penghormatan yang meriah dari penduduk

85. Tiba di Kota Wokkana, Sang Bhiku mendirikan Stupa dengan menancapkan tongkat Bhiku di tengah-tengah Stupa tersebut

86. Sementara itu Menteri Hiru mendirikan Kota Hiruka

87. Kemudian Bhiku Mahakatyayana pulang kembali ke tempat tinggalnya di kerajaan Rajagrha
Lorong 1_086
Ke Lorong 1_087

88. Lalu Bhiruka mendirikan Kota Bhirukacca

89. Pada waktu Raja Banaras berburu ditengah hutan, beliau menyaksikan sendiri di semak-semak, Kinnari menangis di hadapan kekasihnya. Kinnara mengatakan bahwa tadi malam tidak dapat berkumpul karena ada angin topan yang seolah-olah merasa berpisah selama 1000 tahun lamanya

90. Kemudian Raja Banaras bertanya kepada Kinnari, apakah ia masih merasa gundah. Dijawab oleh Kinnari bahwa ia masih merasa resah/susah, walaupun hanya berpisah untuk 1 malam saja, seolah-olah seperti 1000 tahun
Lorong 1_087
Ke Lorong 1_088
Lorong 1_088
Ke Lorong 1_089

91. Rangkaian cerita belum diketahui
Lorong 1_089
Ke Lorong 1_090

92. Rangkaian cerita belum diketahui

93. Rangkaian cerita belum diketahui
Lorong 1_090
Ke Lorong 1_091
Lorong 1_091
Ke Lorong 1_092

94. Rangkaian cerita belum diketahui

95. Rangkaian cerita belum diketahui
Lorong 1_092
Ke Lorong 1_093

96. Rangkaian cerita belum diketahui
Lorong 1_093
Ke Lorong 1_094

97. Rangkaian cerita belum diketahui
Lorong 1_094
Ke Lorong 1_095

98. Rangkaian cerita belum diketahui
Lorong 1_095
Ke Lorong 1_096

99. Rangkaian cerita belum diketahui
Lorong 1_096
Ke Lorong 1_098

100. Rangkaian cerita belum diketahui
Lorong 1_098
Ke Lorong 1_099

101. Rangkaian cerita belum diketahui

102. Rangkaian cerita belum diketahui

103. Rangkaian cerita belum diketahui
Lorong 1_099
Ke Lorong 1_100

104. Rangkaian cerita belum diketahui
Lorong 1_100
Ke Lorong 1_102

105. Rangkaian cerita belum diketahui
Lorong 1_102
Ke Lorong 1_104

106. Maitrahanyaka, anak seorang pedagang, pada waktu mudanya selalu patuh kepada ibunya, dan keuntungan yang diperolehnya sebagian besar diberikan kepada ibunya. Pada suatu hari ia ingin berdagang melalui laut
Lorong 1_104
Ke Lorong 1_105

107. Karena ibunya khawatir, puteranya membawa emas banyak dan para teman dagang puteranya bermaksud mengenyahkan Maitrahanyaka, ibunya menghalang-halangi puteranya untuk berangkat. Puteranya naik pitam, kemudian menendang ibunya

108. Pada waktu berlayar di laut, ada angin topan, kapalnya oleng dan tiang bagian atas putus kemudian tenggelam.
Lorong 1_105
Ke Lorong 1_107

109. Maitrahanyaka dapat menyelamatkan diri dengan sepotong papan dan mendarat disebuah pulau. Oleh Dewa, pulau tersebut diubah seolah-olah menjadi surga. Maitrahanyaka merasa di dalam surga, dijemput oleh 8 bidadari dan dijamu dengan makanan dan minuman yang lezat dan nikmat

110. Kemudian ditambah lagi dengan dayangnya 16 bidadari
Lorong 1_107
Ke Lorong 1_109

111. Dan akhirnya dijamu oleh 32 bidadari (buah/hasil tindakan baik pada waktu masih patuh kepada ibunya)

112. Akhirnya ia masuk neraka diperlihatkan pada anak-anak muda yang sedang menginjak-injak ibunya. Tidak lama ada orang yang sedang mendukung roda yang sedang membara berputar, merobek kepalanya sendiri menjadi dua. Setelah kejadian itu, roda membara berputar lagi pindah ke kepala Maitrahanyaka dan ia harus mendukungnya selama 12 tahun, kemudian datang pertolongan dari Dewa Penyelamat. Membebaskannya dari hukuman di neraka, karena amalnya di dunia lebih banyak dari dosa yang diperbuatnya. Tidak lama, roda membara tadi berputar lagi terbang kembali ke atas, lalu Maitrahanyaka masuk ke dalam surga
Lorong 1_109
Ke Lorong 1_110

113. Rangkaian cerita belum diketahui

114. Rangkaian cerita belum diketahui
Lorong 1_110
Ke Lorong 1_111

114. Rangkaian cerita belum diketahui

115. Rangkaian cerita belum diketahui
Lorong 1_111
Ke Lorong 1_112

116. Rangkaian cerita belum diketahui

117. Rangkaian cerita belum diketahui
Lorong 1_112
Ke Lorong 1_113
Lorong 1_113
Ke Lorong 1_117

118. Rangkaian cerita belum diketahui

119. Rangkaian cerita belum diketahui
Lorong 1_117

120. Rangkaian cerita belum diketahui
Menampilkan panil dinding relief jataka sebanyak 120 relief